Senin, 26 November 2018
Bertempat di Kelurahan Cicenang Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka.
NM yang merupakan salah satu dari 210 KPM kelurahan Cicenang. Berusia 37 tahun yang mempunyai 2 orang anak, bersekolah di SMK kelas 2 dan SD kelas 4. Kepada pendamping, NM menjelaskan mengapa ia memberanikan diri untuk melakukan graduasi mandiri atau dikenal dengan keluar secara sadar dari kepesertaan PKH karena ekonomi yang meningkat.
Sebelumnya, N menceritakan betapa pedih hidupnya diwaktu silam. Sejak dulu, N ingin sekali masuk kepesertaan PKH karena ia sangat membutuhkan bantuan PKH tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama anak anaknya. Namun, N baru dapat bergabung di kepertaan PKH di tahun 2017.
Keadaan suami yang pengangguran, membuat diri dan keluarganya serba kekurangan. Hanya sebagai buruh bangunan itupun ketika ada yg meminta, atau kadang menjadi tukang ojek dengan penghasilan yang tidak seberapa. Untuk jajan anak saja, N tidak mempunyai uang sama sekali. Hanya berbekal uang tidak lebih dari 10.000 untuk memenuhi kehidupan sehari hari. Hal tersebut membuat N berani mengambil sikap untuk membantu suami bekerja. N pernah menjadi tukang es keliling walau dalam keadaan hamil besar anak keduanya, atau bahkan menjadi tukang rongsok (re: pengumpul barang bekas) pun rela ia lakukan demi membantu suami untuk menghidupi keluarga.
N dan keluarga hanya mampu makan dengan kerupuk bahkan dengan garam setiap harinya.
N mengajarkan anaknya untuk hidup perihatin dari kecil. Bukannya tidak ingin memberikan uang jajan anak seperti teman-temannya yg lain, namun N tidak mampu memberikannya.
Kadang perasaannya sangat teriris ketika anaknya meminta jajan seperti teman-temannya, namun uang benar-benar tak ia miliki sedikitpun. Sekali lagi, bukan tidak ingin tetapi tidak mampu.
N menceritakan semuanya kepada pendamping bagaimana detail kehidupan perihnya dulu. Hingga air mata tak kuasa ia bendung.
Uang yang ia miliki sedikit demi sedikit di tabungkan, hingga akhirnya ia mempunyai modal untuk usaha. N mengakui, bahwa dirinya menerapkan sistem amplop yang ia pelajari dari kegiatan Family Development Session yang diberikan oleh Pendamping PKH dalam Modul Ekonomi hingga sekarang.
Dimulai dari usaha kecil-kecilan yakni hanya sekedar berjualan basreng (re: baso goreng) dan pop ice, N mampu mengembangkan usahanya hingga dapat membuat warung kecil, dan mulai membuka tempat rental playstation serta tempat pangkas rambut. Setelah beberapa lama usaha yang dimilikinya berkembang. Sehingga tabungan yang dia miliki, dapat mewujudkan keinginannya yaitu membuat rumah.
Alhamdulillah atas keperihatinan yang ia miliki, usaha yang dijalankan lancar, serta atas bantuan dari keluarganya N dapat membangun rumah. Memang tidak begitu mewah, tapi ini merupakan keinginan N sejak dulu, yakni mempunyai rumah sendiri walaupun hanya seadanya.
Kepada pendamping, N menyatakan bahwa dirinya sekarang sudah siap keluar dari kepesertaan PKH. N ingin menunaikan nadzarnya, yakni setelah mempunyai rumah, ia akan keluar dari kepesertaan PKH dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mendapatkan bantuan. N ingin sekali menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi dengan jerih payah sendiri. Ia merasa malu, ketika masih mendapatkan bantuan sedangkan ekonominya sudah meningkat, karena masih banyak disekitarnya yang masih hidup serba kekurangan. N meyakini, rejeki sudah diatur Allah, bukan hanya sekedar berharap dari bantuan. Mencari keberkahan rejeki halal dari usahanya, Walaupun belum bisa memberi secara materi kepada yg lain minimalnya N sudah memberikan kesempatan kepada yg lain yg lebih membutuhkan untuk mendapatkan bantuan.
Semoga kisah N ini menjadi inspirasi kepada kita semua, bahwasanya kehidupan itu seperti roda berputar. Adakalanya dibawah dan terpuruk, namun adakalahnya diatas dan merasa senang. Bagaimanapun kita harus bersyukur atas rejeki yang kita punya, karena nyatanya banyak diantara kita yang merasakan bagaimana caranya mempertahankan hidup dengan sangat perih. Dari kisah ibu N banyak pelajaran yang dapat diambil, bahwa Tuhan tidak memberikan kesenangan dengan cuma cuma tanpa usaha, dan perjuangan tidak akan pernah sia-sia.
Akhirnya ibu N menandatangani berita acara pengunduran diri, bertempat di kediaman ibu N pada Hari Senin 27 November 2018 pukul 15.01 WIB didampingi oleh pendamping sosial PKH Neneng Tanty A.S. tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun.
Besar harapan saya, semoga kesadaran dan keputusan yang telah di ambil oleh ibu N bukan hanya menginspirasi tetapi dapat diikuti oleh KPM lain dengan keadaan ekonomi yang sudah meningkat.
Salam hormat,
Neneng Tanty A.S, S.Tr.$os
Pendamping Sosial PKH
Cigasong Majalengka