Setiap foto memiliki cerita
Sore tadi seusai penyaluran BNT PKH tahap 1 tahun 2017 di BRI unit Rajagaluh sekitar pukul 4 saya dan rekan pendamping beserta petugas BRI unit Rajagaluh menuju desa Babakankareo untuk menyerahkan buku tabungan, kartu atm, dan uang bansos pkh yang sebelumnya telah dicairkan melalui agen BRILINK toko Rizal Singawada.
Perjalanan kami tidak semulus jalan tol, dikarenakan jalan yg kami lewati rusak parah dan menanjak sehingga lumayan menguras tenaga kami yg memang sudah sedari pagi terkuras. Namun kami menikmati perjalanan ini sebagai sebuah "jalan sore penuh berkah". Salut juga buat petugas BRI yang tanpa mengeluh mengikuti kami menyusuri jalan pegunungan demi mengantarkan rejeki bagi KPM PKH binaan kami.
Sore tadi seusai penyaluran BNT PKH tahap 1 tahun 2017 di BRI unit Rajagaluh sekitar pukul 4 saya dan rekan pendamping beserta petugas BRI unit Rajagaluh menuju desa Babakankareo untuk menyerahkan buku tabungan, kartu atm, dan uang bansos pkh yang sebelumnya telah dicairkan melalui agen BRILINK toko Rizal Singawada.
Perjalanan kami tidak semulus jalan tol, dikarenakan jalan yg kami lewati rusak parah dan menanjak sehingga lumayan menguras tenaga kami yg memang sudah sedari pagi terkuras. Namun kami menikmati perjalanan ini sebagai sebuah "jalan sore penuh berkah". Salut juga buat petugas BRI yang tanpa mengeluh mengikuti kami menyusuri jalan pegunungan demi mengantarkan rejeki bagi KPM PKH binaan kami.
Adalah ibu ETI, yang sudah sejak 3 bulan lalu hingga saat ini hanya bisa terbaring karena sakit yang "tidak sengaja" dideritanya. Konon, suatu hari sebelum sakit beliau menguap lebar namun malangnya mulut beliau tidak dapat menutup kembali sehingga beliau kesulitan menelan makanan. Berbagai upaya telah dilakukan baik itu ke tukang urut maupun ke layanan kesehatan. Namun mulutnya tetap tidak dapat menutup dan hal ini membuatnya sulit mengunyah makanan, sehingga suaminya hanya memberinya kue kelapa yg diseduh dengan air.
Suami ibu Eti pun tidak kalah memprihatinkan. Sudah beberapa bulan beliau mengidap TBC dan kaki beliau *maaf cacat. Pekerjaan beliau membuat bata, namun sejak istrinya sakit beliau tidak leluasa bekerja karena harus mengurus istrinya juga. Mereka memiliki 2 org anak, si sulung bekerja di garut dan si bungsu baru duduk di bangku kelas 4 SD.
Sungguh potret yang sangat memilukan. Hanya upaya ini yang dapat kami lakukan untuk membantu mereka. Paling tidak, mereka tidak perlu bersusah payah menuju bank untuk mengambil buku tabungan, kartu atm, dan uang mereka. Senyum mereka membayar lelah kami selama di perjalanan.
Hari ini saya belajar bahwa hidup ini tidak hanya ada KITA tapi MEREKA juga.
Saat kita merasa kurang, ingatlah bahwa ada yg lebih kekurangan daripada kita.
Saat kita merasa terpuruk karena keadaan, ingatlah mereka tidak berputus asa meskipun keadaan mereka sulit.
Bersyukurlah dgn apa yg ada pada kita.
Hari ini saya belajar bahwa hidup ini tidak hanya ada KITA tapi MEREKA juga.
Saat kita merasa kurang, ingatlah bahwa ada yg lebih kekurangan daripada kita.
Saat kita merasa terpuruk karena keadaan, ingatlah mereka tidak berputus asa meskipun keadaan mereka sulit.
Bersyukurlah dgn apa yg ada pada kita.
#pkh
Pendamping Kecamatan Rajagaluh
SANTI RATNA YUNITA, S.S.
MIRRA ANDERAWATI, S.PD.
